Prinsip dan Budaya Kerja Masyarakat Jepang – Bila kita membahas tentang kedisiplinan dan komitmen untuk lakukan yang terbaik dalam bekerja, maka kita bisa jadikan budaya kerja bangsa Jepang data sgp sebagai panutan. Bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang memiliki disiplin dan tingkat produktivitasnya tinggi. Hal itulah yang membuat bangsa Jepang tingkat ekonominya tinggi yang sejajar dengan negara-negara maju di Eropa dan Amerika Serikat. Awalnya, bangsa Jepang tidak memiliki etos kerja yang tinggi, tidak disiplin, lebih senang bersantai, dan menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang. Kekalahan Jepang atas Sekutu pada Perang Dunia Kedua, membuat ekonomi mereka terpuruk dan banyaknya pengangguran. Hal itu yang memotivasi bangsa Jepang untuk bekerja keras agar bisa bertahan dan bangkit dari keterpurukan.

Kondisi tersebut secara tidak langsung memacu kedisiplinan dan peran yang sangat signifikan dalam pembentukan etos kerja yang tinggi. Etos kerja inilah yang berperan penting atas kebangkitan ekonomi Jepang. Apalagi etos kerja ini ditanamkan dan ditularkan dari genarasi ke generasi melalui jalur pendidikan, lalu dipraktikkan dalam dunia kerja. Etos kerja bangsa Jepang yang tinggi berakibat banyaknya jumlah pekerja yang meninggal akibat kelebihan pekerjaan atau jam kerja (karoshi). Berdasarkan laporan Kementerian Tenaga Kerja Jepang, ada peningkatan tajam karoshi dan mencapai rekor tertingginya sepanjang sejarah pada 2015 tercatat 1.456 orang pada akhir Maret 2015. Menurut Kementerian Tenaga Kerja, angka kematian mayoritas terjadi di sektor pelayanan kesehatan, layanan sosial, serta perkapalan dan konstruksi.

Prinsip Kaizen

Prinsip kaizen adalah optimal biaya dan waktu dalam menghasilkan mahjong ways produk yang berkualitas tinggi. Hal itu mendorong bangsa Jepang untuk berkomitmen tinggi pada pekerjaan dan diselesaikan sesuai jadawal agar tidak menimbulkan pemborosan. Jika tak mengikuti jadwal, maka penyelesaian pekerjaan akan lambat dan menimbulkan kerugian. Oleh karena itu, perusahaan di Jepang menerapkan peraturan “tepat waktu” bagi para pekerjanya.

Perusahaan Untung, Saya juga akan Untung

Disiplin dan semangat kerja inilah yang membentuk sikap dan mental kerja yang positif. Disiplin juga menjadikan para pekerja patuh dan loyal pada perusahaan. Mereka mau melakukan apa saja demi keberhasilan perusahaan, bahkan sanggup bekerja lembur tanpa mengharapkan bayaran tambahan. Karena mereka beranggapan jika hasil produksi meningkat dan perusahaan mendapat keuntungan besar, maka mereka juga akan mendapatkan kompensasi setimpal.

Senioritas

Jepang adalah salah satu negara yang masih memegang teguh senioritas. Ada istilah senior (Senpai) dan junior (Kouhai). Pekerja yang muda harus patuh kepada pekerja yang lebih tua slot deposit qris 5000 bila diberi perintah. Senior harus mengarahkan dan mengajari juniornya, sedangkan junior wajib menghormati dan mengikuti perintah seniornya. Hal itu berakibat para pekerja senior biasanya sudah berumur 50-60 tahun menempati top level sekelas manajer atau direktur, sedangkan pekerja junior di bawah 30 tahun menempati level bawah.

Tamu adalah Raja, Atasan adalah Dewa

Ada pepatah Jepang yang mengatakan bahwa “tamu adalah raja, atasan adalah dewa”. Pepatah ini membuat para pekerja patuh dan loyal pada atasan mereka. Mereka siap melakukan apa yang diperintahkan atasan demi kesuksesan perusahaan tempat mereka bekerja. Mereka berpikiran apabila produksi perusahaan naik dan untung besar, otomatis pekerja akan mendapatkan bayaran yang setimpal. Gagal menyelesaikan pekerjaan sama halnya dengan mempermalukan diri sendiri, bahkan harga diri mereka merasa hilang.

Bushido

Bushido adalah prinsip tentang semangat kerja keras yang diwariskan secara turun-temurun. Semangat ini telah melahirkan proses belajar bangsa Jepang yang tak kenal lelah.

 Malu Jika Pulang Lebih Cepat

Pekerja yang pulang lebih cepat dianggap pekerja yang tidak penting dan tidak produktif. Ukuran nilai dan status orang Jepang didasarkan pada disiplin kerja dan jumlah waktu yang dihabiskan di tempat kerja. Tanpa ada pengawas pun mereka bekerja dengan baik, penuh dedikasi, dan disiplin.

Pembagian Waktu yang Efisien

Ketika sudah masuk kerja, maka tak ada lagi pekerja yang mengobrol dan bercanda. Mereka langsung bekerja sesuai pekerjaanya masing-masing. Baru ketika tiba saatnya makan siang (hiru gohan no jikan) mereka hentikan pekerjaan dan bercanda ria dengan teman-teman sambil menuju kantin (shokudo) untuk makan dan kembali bercanda tanpa memikirkan pekerjaan.

Prinsip Samurai

Prinsip samurai adalah prinsip tidak mudah menyerah. Prinsip samurai masih tertanam kuat dalam sanubari bangsa Jepang, namun tidak digunakan untuk berperang melainkan untuk membangun ekonomi, menjaga harga diri, kehormatan bangsa secara teguh, serta tak menyerah pada berbagai bencana alam, terutama gempa dan tsunami.